Tulisan ini adalah tulisan yang pertama saya tulis mengenai anak-anak di pantai asuhan. Seorang korea yang mengajar anak-anak nusantara tentu saja berbeda dalam menyambungkan komunikasi. Berbeda cara menyampaikan isi hati dan berbeda dalam budaya. Orang korea sedikit agak keras dalam aturan. Tapi tentu saja tidak semua. Orang korea yang lembut pun ada. Sebagian lagi keras karena tuntukan profesi, mungkin.
Tulisan ini saya buat bermula karena saya ngelesi namun nilai-nilai mereka jeelek dalam MID Semester. Saya tentu saja berpikir keras tentang hal ini. Bagaimana caranya agar anak sukses di sekolah.
Tulisan ini saya buat bermula karena saya ngelesi namun nilai-nilai mereka jeelek dalam MID Semester. Saya tentu saja berpikir keras tentang hal ini. Bagaimana caranya agar anak sukses di sekolah.
Sebagian anak mengeluh karena katanya tidak ada keteladanan di dalam panti tersebut. Tahunya cuma perintah-perintah saja.
Saya harii ini mencari di internet tentang bagaimana caranya anak semangat belajar. Naamun yang saya tahu anak tidak mungkin dapat belajar dalam suasana hati tidak nyaman. Mungkin karena di dalam hatinya banyak masalah yang belu terpecahkan. Sampai detik ini saya masih percaya kunci untuk membuka sesuatu adalah penerimaan. Sebagaimana kita menerima ada malam dan ada siang. Sebgaimana kita menerima ada laki-laki ada perempuan. Juga sebagaimana kita menerima bahwa ada nilai baik juga ada nilai yang buruk.
Tadi ada anak yang cerita bahwa percuma belajar, nanati ujung ujungnnya juga di sekolahankan di sekolah "itu" bukan sekolah favorit di kabupaten. Padahal anak itu ingin sekolah di sekolah favorit. Ternyata ada pemikiran seperti itu dalam diri anak.
Mungkin dalam pemikiran pemilik yayasan karena anak-anak itu memang di arahkan untuk "sesuatu". Mungkin misi untuk mengarahkan anak agar jadi "militan" dalam agama tetentu sehingga di arahkan ke sana. Setiap anak seharusnnya menyadari bahwa sekolah dimanapun sebenarnnya sama. Saya melihat bahwa masing- masing dari mereka memiliki cita-cita yang tinggi. Tapi terhambat oleh kepentingan sesuatu.
Saya harii ini mencari di internet tentang bagaimana caranya anak semangat belajar. Naamun yang saya tahu anak tidak mungkin dapat belajar dalam suasana hati tidak nyaman. Mungkin karena di dalam hatinya banyak masalah yang belu terpecahkan. Sampai detik ini saya masih percaya kunci untuk membuka sesuatu adalah penerimaan. Sebagaimana kita menerima ada malam dan ada siang. Sebgaimana kita menerima ada laki-laki ada perempuan. Juga sebagaimana kita menerima bahwa ada nilai baik juga ada nilai yang buruk.
Tadi ada anak yang cerita bahwa percuma belajar, nanati ujung ujungnnya juga di sekolahankan di sekolah "itu" bukan sekolah favorit di kabupaten. Padahal anak itu ingin sekolah di sekolah favorit. Ternyata ada pemikiran seperti itu dalam diri anak.
Mungkin dalam pemikiran pemilik yayasan karena anak-anak itu memang di arahkan untuk "sesuatu". Mungkin misi untuk mengarahkan anak agar jadi "militan" dalam agama tetentu sehingga di arahkan ke sana. Setiap anak seharusnnya menyadari bahwa sekolah dimanapun sebenarnnya sama. Saya melihat bahwa masing- masing dari mereka memiliki cita-cita yang tinggi. Tapi terhambat oleh kepentingan sesuatu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar